Jakarta: Kota Blitar tak cuma terkenal dengan wisata sejarah. Kota itu juga memiliki kekayaan cita rasa kuliner.
Mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Masy Aril Aulia Firman Andrianto atau kerap disapa Aril mengenalkan kuliner khas Blitar melalui pendekatan sinematik. Aril membuat film dokumenter.
Aril membuat film dengan judul Legenda Kuliner Patria. Ide pembuatan film berawal dari keresahannya karena banyak masyarakat lokal belum mengenal keberagaman kuliner kotanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jadi, tidak hanya menikmati sejarah kotanya, wisatawan yang mungkin berkunjung ke Blitar harusnya juga bisa mengenal dan menikmati kulinernya, ujar Aril dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Juni 2022.
Kuliner khas Blitar yang diangkat dalam film ini, seperti ice drop, es pleret, dawet serabi, iwak kali, tahu bumbu lawu, dan wajik kletik. Masing-masing durasi dari alur dalam film ini diformulasikan dapat mewakili visualisasi setiap jenis kuliner tersebut.
Mulai dari ciri masing-masing kuliner hingga cara produksi. Setiap kuliner yang ditampilkan pun memiliki filosofi yang sarat akan makna, tutur dia.
Film yang digunakan sebagai hasil Tugas Akhir (TA) kuliah di bawah bimbingan dosen Nugrahardi Ramadhani itu diproduksi selama tujuh bulan dengan ide dan konsep yang sudah dirancang sejak awal 2021. Tidak berhenti di situ, Aril sempat membawa karyanya ini mengikuti Erlangga Art Awards 2022.
Alhamdulillah bisa diapresiasi dengan baik dan meraih Juara Pertama Nasional Film Dokumenter Terbaik, kata mahasiswa angkatan 2018 ini.
Aril berperan sebagai produser dan sutradara sekaligus konseptor pada film ini. Ia mengajak beberapa siswa SMA binaannya di Blitar untuk membentuk rumah produksi B-Roll Studio.
Rumah produksi tersebut menjadi wadah baginya untuk membina dan mengembangkan kemampuan siswa binaannya. Karena saya lihat mereka punya potensi di fotografi dan sinematografi, tapi selama ini belum terpenuhi fasilitas yang layak, tutur dia.
Melalui film ini, Aril berharap dapat berperan penting memperkenalkan kuliner khas Blitar tidak hanya kepada masyarakat lokal tapi juga ke seluruh masyarakat Indonesia. Film ini telah ditayangkan di Museum Nasional Indonesia sepanjang Mei dan Juni 2022.
Bahkan, pada 24 Juni 2022, film ini juga telah diminta oleh Wali Kota Blitar untuk ditayangkan di CGV Blitar Square bertepatan dengan bulan Bung Karno. Beberapa pemerintah daerah (pemda) sekitar diundang untuk menghadiri penayangan film tersebut.
Saya sangat antusias mengingat ini bisa jadi momen untuk menyebarluaskan film kami kepada masyarakat luar, kata Aril optimistis.
Baca juga: Gerakan Seribu Tangan Palsu dari Abmas Prioritas ITS untuk Sahabat Difabel |