Gorontalo: Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel, mengajak seluruh elemen di Gorontalo untuk menjadikan wilayah itu sebagai pusat kuliner dan pusat ikan tuna.
Ini merupakan wujud syukur atas karunia Tuhan, wujud terima kasih kepada nelayan, dan wujud tekad untuk memakmurkan masyarakat Gorontalo, kata Gobel saat membuka Festival Kuliner Ikan Tuna di lapangan, Ippot, Tapa, Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Jumat, 2 September 2022.
Festival itu diikuti nelayan dan restoran dari enam kabupaten dan kota se-Provinsi Gorontalo. Dalam festival, selain menyediakan aneka hidangan kuliner dari ikan tuna, juga diadakan lomba memakan ikan tuna, lomba memotong ikan tuna, lomba hasil tangkapan ikan tuna, dan pertunjukan memotong ikan tuna oleh ahli dari Jepang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Para peserta yang masuk dikenakan tiket masuk Rp50 ribu dan bebas makan sepuasnya, dengan syarat tak boleh dibawa pulang dan tidak boleh bersisa.
Acara yang dipromotori Rachmat Gobel itu memiliki sponsor utama Bank Indonesia dan para sponsor pendukung dari bank-bank negara seperti Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, dan lain-lain. Acara bertema dari Gorontalo untuk Indonesia itu akan berlangsung hingga Minggu, 4 September 2022.
Baca, Gobel: DPR Dukung Presiden Soal APBN untuk Produk Lokal
Habitat ikan tuna terletak di Teluk Tomini. Teluk ini berbatasan dengan sejumlah provinsi, namun titik pusatnya terletak di Gorontalo. Nelayan-nelayan Gorontalo juga dikenal memiliki keterampilan yang baik dalam memancing ikan tuna.
Ikan dituna dikenal sebagai ikan yang mahal karena merupakan komoditas ekspor. Kontribusi ikan tuna terhadap PDB Gorontalo mencapai 22 persen. Ekspor ikan tuna terbesar ke Jepang, yaitu 95 persen, sisanya diekspor ke Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Vietnam. Di Jepang, ikan tuna dijadikan sashimi dan sushi. Ikan di Teluk Tomini dikenal memiliki rasa yang lebih sedap dibandingkan dengan ikan dari peraian lain.
Mulai hari ini, kita harus memancangkan tekad agar dalam beberapa tahun ke depan, kita jadikan Gorontalo sebagai pusat kuliner dan pusat ikan tuna dunia. Hari ini, mulai di sini, kita pasang tiang pancangnya, kita bangun fondasinya, kata Gobel.
Untuk mewujudkan itu, katanya, masyarakat Gorontalo harus menjadi hal ihwal tentang ikan tuna sebagai suatu budaya. Pertama, membangun skill memotong ikan tuna sebagai bagian dari budaya orang-orang Gorontalo.
Kedua, membangun skill memancing ikan tuna sebagai bagian dari karakter orang Gorontalo. Ketiga, membangun aneka ragam kuliner ikan tuna sebagai keunggulan dari budaya kuliner orang Gorontalo.
Keempat, membuat beragam festival yang terkait dengan ikan tuna. Di sepanjang tahun harus ada beragam kegiatan yang bertema ikan tuna.
Festival yang ini hanya salah satunya saja. Kita dorong semua pemda dan instansi atau organisasi kemasyarakatan di Gorontalo untuk memberikan sumbangsih festival terkait ikan tuna tersebut, katanya.
Gobel mengungkapkan alasan diadakannya festival tersebut, yakni sebagai bentuk syukur atas karunia Tuhan Allah YME bagi masyarakat Gorontalo atas anugerah keberlimpahan ikan tuna. Selain itu sebagai bentuk terima kasih kepada nelayan yang telah memberikan sumbangan ekonomi yang besar melalui ikan tuna kepada masyarakat Gorontalo.
“Serta membudayakan kemaritiman ikan tuna di masyarakat Gorontalo,” katanya.
Selain itu, kata Gobel, ikan adalah pangan yang tak mengenal sekat dan batas apapun. Suku apapun, bangsa apapun, agama apapun, pasti suka ikan. Ikan adalah pangan yang universal. Ini keunggulan ikan, katanya.