Mojokerto: Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tinggal menunngu waktu. Seluruh mata dunia internasional akan tertuju ke Indonesia sebagai tuan rumah.
Momen sebagai tuan rumah KTT G20 mesti dimanfaatkan sebagai ajang promosi Indonesia di mata dunia. Contohnya warisan budaya nusantara seperti kuliner tumpeng.
Koordinator Komunitas Budaya Nawasena, Wulandari Sawitri Candra Wila, menjelaskan, komunitasnya akan menggelar lomba menghias tumpeng di berbagai kabupaten/kota.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Lomba ini akan diawali di Bumi Majapahit Kabupaten Mojokerto tepatnya di pelataran Candi Brahu 11 Agustus mendatang. Acara akan dibarengi dengan doa lintas agama demi menyukseskan gelaran KTT G20.
Baca: Pemprov Jabar akan Terapkan 4 Aspek Hasil KTT Y20 |
“Tumpeng adalah budaya asli Nusantara, kearifan lokal dalam memaknai sebuah tumpengpun beda-beda. Dan untuk itulah, pagelaran ini diharapkan bisa menjadi pintu gerbang aset budaya nusantara dikenal dunia,” kata Wulandari, Kamis, 4 Agustus 2022.
Menurut Wulan, tumpeng bukan sembarang kuliner biasa. Ada filosofi dan makna di dalamnya. Filosofi dan makna gotong royong masyarakat Indonesia yang tergambar dalam beragam lauk pauk dalam sajian tumpeng.
Semangat gotong royong inilah yang membuat masyarakat Indonesia bisa melewati masa sulit ketika pandemi covid-19. Terlebih, dalam kurun waktu dua tahun lebih Indonesia telah berhasil meredam dampak covid-19 di semua sektor terutama ekonomi.
“Ini peristiwa besar (KTT G20), kita semua harus gotong royong dalam mensukseskannya. Kami tidak sendiri, pemerintah melalui Kominfo dan Kemendikbud juga saling menguatkan.” Lanjutnya.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan mendukung kegiatan lomba tumpeng ini. Kegiatan ini upaya para pelaku budaya dalam upaya memperkuat ekosistem pemajuan kebudayaan.
“Memajukan kebudayaan harus dilakukan secara gotong royong dengan berbagai pihak. Kali ini kami bersama komunitas Nawasena dengan menggelar festival tumpeng yang menjadi simbol kerukunan, kekuatan dan keselamatan dan bertempat di situs-situs cagar budaya, merupakan upaya bersama dalam memperkuat pemajuan kebudayaan” katanya.
Tambah Restu, Tumpeng Nusantara jelang KTT G20 ini bisa mendorong pemanfaatan cagar budaya dan obyek pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan rasa bangga dan cinta tanah air dan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, mengaku banyak pihak harus bergandengan dalam mensukseskan KTT G20. Kepentingan suksesi acara akbar tersebut tidak hanya pemerintah saja. Hiruk pikuk persiapan KTT G20 harus menggema sampai pelosok negeri secara masif hingga ke akar rumput.
“Kami sangat mendukung jika banyak elemen masyarakat yang ikut terlibat dalam KTT G20. Tumpeng Nusantara diharapkan bisa menjadi doa anak bangsa dalam konferensi yang akan dihadiri oleh Kepala Negara dari anggota KTT,” tegas sosok mantan wartawan tersebut.
Pelaksanaan Lomba Menghias Tumpeng Nusantara dan Doa Lintas Agama untuk KTT G20 akan digelar di sejumlah Kabupaten dan Kota di Indonesia. Untuk membuat semarak, Nawasena juga akan mengajak siswa, pemuda dan kaum millenial di masing-masing daerah ikut terlibat baik panitia maupun kepesertaan.